Tuesday, August 31, 2021

Meski Hujan Dan Corona, HmI Komisariat Metro STIE MM Jalankan Roda Kaderisasi.

       Foto Proses Basic Training LK-1 HMI                 Komisariat Metro STIE MM 
                  Cabang Manakarra

Tertanggal 28 agustus sampai 4 september 2021, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Metro STIE MM Cabang Manakarra Melaksanakan Latihan Kader 1 (LK1) di SMAN 2 MAMUJU.

“Mengapa Harus HMI ” menjadi tema LK1 kali ini? 

Rafli selaku Ketua Panitia LK 1 Komisariat metro stie mm cabang Manakarra menyampaikan bahwa dari sekian banyaknya mahasiswa di kota mamuju. Hanya ada beberapa orang yang memiliki kemauan yang besar untuk mendaftar di LK 1 kali ini. Dengan berbagai kendala para calon peserta yang ia sampaikan.

"Kita tahu kendala kita akhir-akhir ini yakni hujan, dan corona apalagi berimplikasi pada proses belajar mengajar hingga pertemuan didakan secara daring, bukan luring. Tetapi hal itu tak menyurutkan untuk tetap menjalankan roda kaderisasi yang wajib terlaksana. Oleh karena itu kami tetap melaksanakannya dan akhirnya ada 14 orang menjadi peserta yang sanggup bertahan terdiri dari kampus Universitas Muhammadiyah Mamuju, Stikes Andini Persadha Mamuju, Universitas Tomakaka Mamuju, dan Universitas Terbuka Majene. ujarnya"

Sementara, Aldi sebagai sekretaris panitia mengatakan ada beberapa peserta diantar-jemput langsung oleh bapak dan kakaknya, ini penanda bahwa dukungan orang tua atau keluarga sangat besar untuk mereka masuk berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam.

"Biar dalam kondisi hujan dan corona,  semangat kepanitiaan tak akan pudar. Sebab, kita sadar bahwa nafas organisasi terletak pada kaderisasi  dan peserta juga sangat antusias mengikuti basic training lk-1 yang diadakan oleh Komisariat Metro STIE MM kali ini meski ditengah kondisi hujan dan corona" pungkasnya"

Saturday, August 28, 2021

Pembukaan Basic Training LK-1 HMI Komisariat Metro STIE MM Cabang Manakarra

                              Foto

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Metro STIE MM Cabang Manakarra mengadakan pembukaan Basic Training Latihan Kader 1. 

Pembukaan Basic Training dilaksanakan mulai 28 Agustus 2021 sampai selesai yang bertempat di Gedung SMN 2, Jl. Soekarno Hatta, Kota Mamuju, Sulawesi Barat.

Tema kegiatan tersebut yaitu “Mengapa Harus HMI?”

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Pengurus HMI Cabang Manakarra, perwakilan Kohati HMI cabang Manakarra, Ketua Umum HMI Komisariat Metro STIE MM, serta beberapa perwakilan Pengurus setiap komisariat HMI. 

Rafli selaku Ketua Panitia menjelaskan tujuan diadakannya basic training.

Mengucapkan selamat datang untuk semua peserta basic training LK 1 HMI komisariat Metro STIE MM, Semoga teman-teman peserta menyelesaikan basicnya sebagai syarat untuk bagaimana kemudian peserta basic bagian dari HMI. HmI ada untuk mahasiswa Islam dan mahasiswa ada untuk masyarakat Indonesia sebagai agen perubahan, control sosial sebagaimana jenderal Sudirman dalam pidatonya pada Milad ke dua HMI adalah Harapan masyarakat Indonesia. Penjelasannya.

Ditambahkan dalam sambutan ketua Komisariat metro STIE MM; Tema ini adalah tema pilihan, "Mengapa Harus HMI?"

Hari ini banyak yang mengatakan bahwa organisasi sudah tidak relevan dengan zaman. Kerena hari ini orang mau belajar cukup buka hpnya lalu kemudian searching di google. Tapi lebih dari pada itu organisasi memiliki peran penting dalam kehidupan. Sebagaimana dalam teori bapak pendidikan (Ki Hadjar Dewantara) di sebut ada tiga pusat pendidikan. Ada pendidikan formal, non formal, dan informal. Ketiga ini harus sejalan dan seimbang, apalagi teman-teman peserta tidak salah pilih memilih Himpunan Mahasiswa Islam sebagai penunjang dalam proses pengembangan diri. Pungkasnya. 

Hal lain, dalam sambutan Haris selaku Kabid PAO HMI Cabang Manakarra mengatakan bahwa kami mengapresiasi langkah komisariat Metro STIE MM karena masing-masing komisariat se-cabang manakarra setelah dilantik, hanya Komisariat Metro Metro STIE MM yang diketuai oleh Aswar mengawali mengadakan perkaderan lk-1. 

Meski dalam kondisi hujan peserta tetap semangat mengikuti kegiatan ini, semoga perkaderan lk-1 HMI komisariat metro STIE MM berjalan dengan baik dan peserta tetap bertahan menyelesaikan prosesnya. 

#

Wednesday, August 25, 2021

Polemik Pendidikan Di Desa Sinabatta Oleh Mahasiswa KKN Universitas Tomakaka Mamuju.

      Foto KKN Mahasiswa Desa Sinabatta 

Dalam buku Memulikan sekolah memulikan manusia : Haidar bagir menyebutkan "suda kita ketahui bersama bahwa pendidikan memiliki nilai strategis untuk memecahkan semua masalah di suatu negara. kalau dirunut ke belakang masalah rendahnya moral, akhlak, perilaku dan ethos kerja masyarakat, tak lain dan tak bukan karena mutu pendidikan yang memang rendah" . Nah pada tahun 2018 hingga 2021, kualitas pendidikan kita mengalami penurunan. 

salah satunya ditandai dengan banyaknya ditemukan hari ini siswa kelas 3 bahkan 5 SD itu kemudian belum bisa membaca, ini salah satu contoh kecilnya. Misalnya lagi sekarang meningkat angka putus sekolah di SMP maupun SMA. Apa yang menyebabkan ini?

Tentunya yang perlu dianalisa adalah apa faktor yang mempengaruhi pendidikan hari ini, apakah manusianya atau penyakit hari ini (covid) yang menjadi faktor. 

Pertama yang akan saya analisa dari faktor yang mempengaruhi pendidikan hari ini sehingga mengalami penurunan adalah covid-19 yang hari ini masi melanglang buana memangsa manusia. Ya tentunya corona ini menghambat atau mengacaukan sistem pendidikan hari ini, sebab sebelum ada corona  masi banyak waktu siswa di sekolah, bahkan jadwal masuknya di sekolahpun sudah sangat terpenuhi untuk sebagaimana mestinya siswa diberikan pembelajaran. Nah bagaimana sehingga manusia pun menjadi faktor yang mempengaruhi menurunnya pendidikan hari ini? Ya tentunya karna paradigma sosial hari ini itu orang-orang menganggap bahwa belajar itu hanya ada pada lingkungan formal sekolah, sedangkan belajar itu bisa di manapun baik formal maupun non formal itu salah satunya. 

Misalnya lagi orang-orang hari ini terutama orang tua siswa itu menganggap bahwa tenaga pendidik itu hanya dipahami sempit bahwa tenaga pendidik hanya guru disekolah. Sedangkan seharusnya yang berperan penting terhadap sistem pendidikan disuatu negara adalah orang tua siswa. 

Bukankah madrasah pertama dari seorang anak adalah ibunya. Maka dapat disimpulkan bahwa seorang anak itu sangat memerlukan orang tua untuk mendidiknya terutama ibunya, dimana ibulah yang menjadi madrasah pertama dari semua manusia. Dalam hadist disebutkan bahwa yang menjadi tiang negara adalah wanitanya jadi jika ingin merusak suatu bangsa maka rusak perempuannya. 

Jika di satu negara perempuan memiliki kesadaran atas kebesaran bangsanya maka perempuan akan berlomba-lomba memperbaiki dirinya. Dan jika laki-laki memiliki kesadaran terhadap negaranya maka mereka akan menghargai perempuannya

Foto diatas adalah upaya kecil kami (KKN Universitas tomakaka mamuju desa sinabatta) untuk memperbaiki sistem pendidikan di bangsa ini. 

sekian terima kasih. 

By : Yusril Mahendra

Monday, August 16, 2021

Merdeka: Apanya Yang Merdeka?

                      Foto : Agum Zulkifli

Peristiwa G30S PKI, Munir, 
Penculikan dan pembungkaman Aktivis yang sampai saat ini belum ada kejelasan.
Belum melahirkan sebuah kesimpulan yang disepakati sebagai Tolok ukur kebenaran.

Membuat saya berfikir, bahwa definisi merdeka itu kontradiksi dengan realitas sosial, fakta yang ada seolah-olah direkayasa.

Bahkan sampai saat ini, ratusan bahkan ribuan masyarakat yang masih takut untuk apa yang akan dimakan besok, pendidikan yang kini dikesampingkan oleh kepentingan.
 
Membuat regenerasi gagal mengaktualkan Pancasila pada poin ke-4 (mencerdaskan kehidupan bangsa)

Seakan kita terjajah, terasingkan dinegeri sendiri, Merdeka, merdeka, merdeka katanya ??

Pada hari ini, tanggal 17 agustus kali ini, saya mengajak untuk kita sekalian mengirimkan Al-fatihah, doa untuk para pahlawan dan negara yg kita cintai ini untuk segera pulih sebagai mana seharusnya. 

Merdeka sebagaimana subtansi kemerdekaan itu sendiri. 

Pen.Agum Zulkifli

76 Tahun Indonesia: Keroposkah Ibu Pertiwi ?

                       Foto:Melli Kusuma

Tepat pada tanggal 17 Agustus 2021 bangsa dan negara ini menemui usia kemerdekaannya yang ke-76 tahun. Usia 76 tahun terbilang cukup tua jika dilekatkan pada manusia, namun apakah berlaku sama pada suatu negara? Mungkin saja iya. 

Usia bangsa dan negara ini yang terbilang cukup tua, semoga saja tidak sejalan dengan buramnya nilai luhur pancasila didalamnya dan mengkerdilnya intelektualitas masyarakatnya, wa bil khusus pada para aktivis, sebab aktivis yang tidak menjual kebenaran dan keadilan demi perut sendiri adalah dari padanya kebenaran dan keadilan akan dikumandangkan. 

Apakah realitas hari ini (yang katanya merdeka) mencerminkan harapan diatas? Ketika hari ini kebijakan sang "penguasa" dijadikan alat kelamin untuk memperkosa ibu pertiwi. Ketika tenggorokan para aktivis disumbat ketika ingin mengumandangkan kebenaran dan keadilan. Itukah yang disebut merdeka!? Ataukah itu dalil dikeroposinya negeri ini yang telah menua!? 

Mungkin saja akal dan hati sang "penguasa" telah sakit karena kurang makan ikan? Sehingga beberapa kebijakan lahir tanpa pertimbangan kepentingan rakyat kecil dan meminggirkan akal sehat. 

Realitas hari ini mesti ditelisik lebih dalam untuk melihat dalil keroposnya tubuh ibu pertiwi. Dikeroposi oleh orang-orang yang rela me-mati-kan rakyat untuk memenuhi ego diri, padahal para pahlawan dahulu rela mati untuk kemerdekaan bangsa dan negara ini. Mari mengenang dan menghargai para pahlawan bangsa ini, bukan hanya dengan formalisasi upacara dan pemasangan bendera dihadapan rumah tetapi menjaga keutuhan bangsa ini adalah cara terbaik menghargai para pahlawan kita. 

Ibu pertiwi: Akankah kita hanya menunggunya mati? Ataukah kita siap mati untuk memperpanjang kehidupannya? 

Entahlah !!

Selamat hari kemerdekaan (jika kita memang merdeka). 

Pen. Melki jr

HmI Komisariat Metro Unimaju Wujudkan Kader HmI Maju

Mamuju – Pembukaan Basic Training Latihan Kader 1 (Lk-1), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Metro Unimaju, mengambil tem...