Sunday, February 21, 2021

Curhatan Pemuda Desa Kopeang, Ramli Tersentuh.

                            Gambar 

Minggu, 21 Februari 2021, di kediaman Salah satu warga Kopeang, Wahana Muda Indonesia mengadakan pertemuan kecil dengan beberapa pemuda Kopeang.

Saya sendiri Ramli Sebagai kader HMI Cab.Manakarra pemuda desa salletto Hadir di tengah-tengah Dan Ikut Serta sebagai pendengar.

Sangat prihatin mendengar beberapa keluhan dan Curahan tulus dari Nurani pemuda kopeang  yang sangat miris di era milenial 2021, mereka masih menikmati akses jalan yang rusak, akses Internet dan akses perekonomian yang saya anggap jauh dari Konsep Visi-Misi Pemerintah baik itu Presiden, Gubernur, Bupati hingga visi-misi kepala desa setempat. 

Beberapa pemuda kopeang mengatakan bahwa kami iri melihat kehidupan masyarakat yang ada di kota Dapat menikmati Fasilitas Pemerintah.

Sedang kami di Desa Kopeang, jangankan menikmati fasilitas pemerintah, Kami Mencari Informasi di sosial Media atau menghadiri  kuliah Online  saja Harus Membayar Rp 35.000 /Jam untuk mendapatkan jaringan Wifi yang di Sediakan Pemerintah desa kami. 

Ditambah lagi akses jalan yang ketika Hujan, jangankan naik motor jalan kakipun Kami mempertaruhkan nyawa. Ungkap pemuda kopeang yang belum dapat saya sebutkan namanya. 

Saya Ramli sangat menyesalkan pemerintah yang ada di Sulawesi Barat yang larut dalam menikmati hasil keringat rakyat namun di desa kopeang Masih belum merasakan kemerdekaan sebagai masyarakat Indonesia yang sudah Merdeka sejak tahun 1945 yang seharusnya sudah menikmati fasilitas dari pemerintah.

Tentunya saya Menganggap Ini adalah Salah Satu persoalan yang urgen di sulawesi varat yang harus di Jadikan prioritas pemerintah. 

Penulis, Arm

Friday, February 19, 2021

Ketua Umum HmI Cabang Manakarra Mengecam Pelaku Pengrusakan Kegiatan LK-II HmI Cabang POLMAN

              Ketua Umum HMI Manakarra 

Kegiatan intermediate (LK II) yang diadakan cabang POLMAN yang akan berlangsung hari ini kemudian didatangi oleh sejumlah orang yang tidak dikenal dan melakukan pengrusakan fasilitas kegiatan LK II tersebut. 

Kejadian ini mengundang reaksi dari semua kader HmI se-SULSELBAR salah satu nya ketua umum HmI cabang Manakarra (SOPLIADI) atas insiden ini kami mengecam adanya tindakan pengrusakan, untuk itu kami meminta kepada POLDA SULBAR mengusut tuntas dan menangkap pelaku perusak kegiatan tersebut. 

Ketua umum HmI Manakarra meminta kepada kapolda SULBAR dalam kurung waktu 1×24 jam untuk menangkap pelaku. Jika tidak dilakukan maka kami akan melakukan aksi besar-besaran dikantor POLDA SULBAR dan menjadikan kasus ini sebagai kasus nasional HmI. 

Penulis: Melky

Sunday, February 7, 2021

Dari pemahaman sampai ke pengalaman

Memahami tanpa mengalami itu ceroboh, dan mengalami tanpa memahami itu sia-sia.
(Bukan jean piaget)

Kalian pasti pernah membaca atau pernah mendengar tentang teori Jean Piaget. 
Jean piaget lahir di Swiss pada tahun 1896 dan meninggalnya tahun 1980, ayahnya seorang profesor sejarah, dan ibunya sebagai ibu rumah tangga biasa. di usia 10 tahun dia sudah menerbitkan buku tentang burung gereja, tetapi burung gereja yang berwarna albino.

Dalam teori Jean Piaget Dia mengatakan bahwa " pengalaman mendahului pemahaman" maksutnya adalah kita tidak bisa memahami sesuatu tanpa kita mengalaminya. Contohnya adalah, Kader yang aktif berorganisasi di himpunan, menganggap bahwa bisa menjadi orator (pemahaman), setelah ia masuk ke organisasi himpunan ternyata tidak semua kader bisa menjadi orator.(pengalaman).

Tetapi, jika kita mengkajinya bahwa, seharusnya pemahaman itu mendahului pengalaman. contohnya adalah korek bisa tercipta tanpa kita memahami dulu bentuk korek itu seperti apa. Jadi seharusnya pemahaman yang mendahului pengalaman.

Tetapi ke-dua itu tidak bisa di pisahkan. untuk bisa mencapai sesuatu tujuan, kita harus memahami dan mengalami agar supaya kita bisa memahami seseuatu hal yang baru.

Dalam teorinya Hegel itu disebut dengan dialektika. Dialektika menurut hegel adalah sesuatu yang dipertentangkan kemudian di-damaikan. maksudnya adalah kita harus memahami dulu, kemudian kita mengalami tentang pemahaman sebelumnya, dan kita mendapatkan pemahaman yang baru dari pengalaman sebelumnya, tanpa menghilangkan pemahaman yang sebelumnya. Atau disebut dengan tesis, antitesis, dan sintesis.

Dari pemahaman menuju pengalaman dan menuju ke-pemahaman yang baru, Manusia butuh mengembara, dan sifatnya manusia itu selalu butuh sesuatu untuk mengutuhkan dirinya.
Dari pemahaman itu kita akan bertemu dengan kata tanpa makna, maka tidak ada kebenaran apapun yang tinggal hanyalah kata tanpa makna. Tetapi menurut Deridda " makna secara inheren tidak ada dalam kata yang ada hanyalah permainan kata".

Manusia dibekali akal dan anggota badan untuk memahami dan mengalami. mana kala ia berhenti hidup dalam terang akal pikiran yang jernih dan sehat, ia menjalani hidup dengan meliburkan esensi kemanusiaan-nya. meski dengan atas nama apapun ia melakukannya.

~SANG PENAKLUK~

HmI Komisariat Metro Unimaju Wujudkan Kader HmI Maju

Mamuju – Pembukaan Basic Training Latihan Kader 1 (Lk-1), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Metro Unimaju, mengambil tem...